Senin, 04 Juni 2012

LINTAS BUDAYA & AGAMA


 Seseorang memberi komentar kepada masternya yang masih se-agama, "bahwa menurut kitab suci kita mengatakan agama itu dan ini tidaklah rela sebelum orang - orang dari agama kita berpindah ke agama mereka".

Sang master dengan tenang menjawab. "Apakah kamu tidak memperhatikan, orang - orang dari agama kita pun sama agar semua manusia harus se-agama dengan kita. Kita pun tidak ikhlas sebelum orang yang beragama lain pindah ke agama kita."

Muridnya terdiam sebentar, lalu egonya muncul kembali. "Tapi menurut kitab suci memang seharusnya agama kita kaffah/menyeluruh."

"Yang kaffah/menyeluruh adalah lahir dan batin kita, seluruh jasmani dan rohani kita dalam menjalankan agama kita itu.  Selama ini kita belum kaffah, yang beragama baru fisik kita saja, hanya status saja, tapi jiwa kita belum beragama. Kita cuma mengaku beragama, tapi ajaranya tidak pernah kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Kaffah itu maksudnya seluruh jiwa dan raga, seluruh jasmani dan rohani, seluruh pikiran dan hati."Jawab sang master.

Muridnya diam lagi, sesaat kemudian pikirannya membandingkan lagi. "Menurut agama tertentu seseorang bisa lahir kembali ke dunia ini, padahal di kitab suci agama kita menyebutkan bahwa orang yang sudah mati tidak akan dapat kembali ke dunia ini."

Sang master menjelaskan. "Kamu lihat saja kenyataan, banyak kok orang yang sudah meninggal selama beberapa hari, seminggu, sebulan, bahkan setahun bisa hidup lagi alias mati suri, dan itu terjadi pada semua agama setiap kepercayaan."

"Jadi bagaimana dengan ayat yang ada di kitab suci kita itu?" sang murid bingung.
"Yang salah bukan kitab sucinya, tapi yang menerjemahkannya. Jumlah kata dari setiap bahasa dalam suku/etnis dan negara, itu jumlah kata nya berbeda - beda.
Ada suku bangsa yang jimlah suku kata nya lebih banyak, ada suku bangsa yang jumlah suku kata nya lebih sedikit.

Itulah sebabnya untuk menerjemahkan sebuah kitab suci ke dalam bahasa bangsa tertentu para penterjemah harus menggunakan kata lainnya yang di anggap menyerupai padahal artinya bisa sangat berbeda, apalagi zaman dahulu belum ada kata - kata serapan dari bahasa lain, setiap suku hanya menggunakan bahasa aslinya sendiri tanpa tercampur bahasa lain, apalagi zaman dahulu tidak ada ahli bahasa seperti zaman sekarang ini. Itulah sebabnya sering terjadi perbedaan tafsir dalam kitab suci." Jawab sang master menjelaskan.

"Tapi kalau benar kita bisa lahir lagi, kenapa kita tidak bisa mengingat?" tegas sang murid.

"Seminggu yang lalu kamu pakai baju apa, kamu sudah lupa, sebulan yang lalu kamu berbuat apa, juga lupa,' disuruh mengingat minggu kemarin kamu pakai baju apa, ya..kamu susah untuk mengingatnya, bahkan tidak bisa mengingat sama sekali, padahal baru kejadian seminggu yang lalu".

" Lihat orang yang mengalami Amnesia berat, seluruh memori ingatannya hilang semuanya, bahkan sampai ajal menjemput ia tidak mengenali jati dirinya sebelum mengalami Amnesia, padahal ia waras dan sama sekali tidak gila".  

"Kalau umur kamu sekarang sudah di atas 30 tahun dan pernah bersekolah, coba kamu ingat - ingat seluruh kejadian waktu bersekolah di sekolah dasar SD yang memakan waktu 6 tahun. Hitung jumlah waktu yang dapat kamu ingat dari kelas 1 sampai kelas 6. Kejadian - kejadian yang dapat kamu ingat semuanya dari kelas 1 sampai kelas 6 , kalau kamu hitung seluruh volume ingatanya dengan ukuran waktu, paling kamu mengingatnya hanya sekitar 15 menit sampai 1 jam. Padahal kamu sekolah SD sampai 6 tahun. Itupun mengingatnya sangat susah, harus konsentrasi segala, yang di ingatnya pun sangat sedikit, bahkan tidak ingat sama sekali." tutur sang master. "Ada seorang anak lahir di Indonesia dan berada di negrinya sampai usia 10 tahun, dan ia sudah lancar berbahasa Indonesia. Setelah itu ia pindah ke Inggris mengikuti orang tuanya yang bekerja di sana. Selama di inggris ia tidak pernah lagi menggunakan bahasa Indonesia, temanya orang inggris semua, keluarganya juga menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sudah berusia 70 tahun ia kembali ke Indonesia. Apa yang terjadi,....Ternyata ia sama sekali lupa bahasa indonesia, padahal sewaktu kecil ia sudah lancar berbahasa Indonesia".

Sang murid berkomentar kembali, "Menurut kitab suci sesungguhnya seorang anak yang baru lahir dalam keadaan......, orang tua nya lah yang menyebabkan ia beragama ini dan itu."
Sang master menjawab,: "Agama kita berarti berserah diri kepada Tuhan, ada juga yang mengartikan selamat. Selama ini kita belum berserah diri, berarti kita belum......,
orang yang beragama dan berkepercayaan apa pun, kalau ia sudah berserah diri kepada Tuhan yang telah menciptakan seluruh semesta ini, maka ia sudah........,(yang artinya berserah diri kepada Tuhan), Seperti doa yang pernah di ajarkan Yesus - 'Tuhan, jadilah hanya atas kehendakMu saja, bukan atas kehendakku dan juga bukan atas kehendak kami, karena Engkaulah yang mengetahui apa yang terbaik bagi seluruh mahlukmu'-, dan juga ayat al- fatihah yang berbunyi -' Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.'-


"Doa-doa seperti itu mencerminkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan."
Ketika bayi lahir, ia dalam keadaan  berserah diri, setelah tumbuh dewasa ia mulai berkehendak dan berkeinginan yang kadang - kadang keinginannya bertentangan dengan kehendak Tuhan, pada saat itulah ia sudah mulai tidak berserah diri lagi kepada kehendak Tuhan."


NIAT BAIK

Sering beberapa orang menganggap semua garis besar pengetahuan Tuhan sudah ada semua dalam kitab suci mereka. Itu sama saja menganggap Tuhan mereka bodoh karena pengetahuannya hanya sebatas dan hanya setebal kitab suci mereka.

Padahal ilmu dan pengetahuan Tuhan itu tidak ada batasnya dan tidak pernah terbatas. Mana mungkin ilmu Tuhan yang sangat banyak dan tidak ada batasnya itu cukup bila hanya di tulis dalam kitab suci mereka yang hanya setebal itu.

Al-Quran juga menyebutkan dalam salah satu ayatnya, -Bahwa jika seluruh daun di bumi ini di jadikan kertasnya, dan seluruh lautan di jadikan tinta nya, maka semua itu tidak akan pernah cukup untuk menulis ilmu Allah.-

Pengetahuan yang di berikan dalam semua kitab suci selalu di sesuaikan dengan kondisi umat penerima, karena pada dasarnya kondisi serta keadaan setiap kaum dan setiap zaman selalu berbeda.

 Namun isi dari semua kitab suci selalu universal dan di peruntukan bagi siapa saja dan apa saja yan mau mempelajarinya. Jadi bukan hanya untuk agama dan umat tertentu saja, tapi untuk semua mahluk yang mau mempelajarinya dan juga yang mau mengamalkannya.

Sayangnya beberapa orang mempelajari kitab suci dari agama lain niatnya sudah jelek duluan, antara lain untuk mencari kelemahan dari agama lain, agar suatu hari  mereka bisa menjelek-jelekan agama lain. Bahkan di sekolah - sekolah agama tertentu mereka di ajari mempelajari kitab suci dari agama lain, namun niatnya hanya untuk menjelekan agama lain.

Seorang yang mempelajari kitab suci dari agama lain dengan niat jelek, tentu akan salah tafsir dan tidak akan mengerti.Yang lucu ada diantara mereka yang tidak pernah mempelajari kitab suci dari agama lain serta tidak pernah membacanya sama sekali, namun mereka bisa menjelekan dan menghina agama itu, ketika mereka membicarakannya pun hanya sok tahu belaka dan juga hanya menebak - nebak, padahal mereka tidak pernah mempelari kitab suci dari agama yang sedang mereka bicarakan itu.

Mempelajari kitab suci dari agama apa pun haruslah dengan niat yang baik, seperti ingin mencari pengetahuan dalam kitab itu, ketika membukanya niatnya benar - benar ingin mengetahuinya bukan berniat jelek.
Seseorang yang berniat jelek dan sudah berburuk sangka dahulu dalam mempelajari kitab suci apa pun tentu tidak akan memperoleh kesadaran murni serta pencerahan dari kitab yang di pelajari itu.

http://vm2insert.wordpress.com/2012/05/31/bhineka-tunggal-ika-2/

Dalam sejarah peradaban di muka bumi ini. Di daerah - daerah pada suku tertentu, jika ada orang yang sangat di hormati, dan apabila orang itu meninggal, maka kaum itu akan membuat patungnya, yang dapat di buat dari batu, kayu, ataupun dari benda berharga dari emas. Tujuannya adalah untuk menghormati dan juga mengenang kebaikan orang tersebut, dan juga untuk melepas rasa rindu terhadap orang itu jika ada yang merindukannya.

Namun sayangnya, hal - hal tersebut sering berkembang menjadi ritual adat untuk menghormati benda abstrak itu secara berlebihan, bahkan berkembang menjadi ritual dari sekte / aliran agama tertentu.

Kalau kita perhatikan dan kita teliti ajaran dari tokoh - tokoh agama yang umatnya melakukan ritual  penyembahan sesuatu yang abstrak, dan kita pelajari kitab sucinya, maka kita akan menemukan ajaran - ajaran tauhid yang diajarkan oleh tokoh yang di ikuti umat tersebut dan juga ajaran tauhid yang terdapat dalam kitab sucinya. 

Dalam kitab sucinya juga terdapat ajaran bahwa Tuhan itu Esa, dan juga ajaran bahwa Tuhan itu tidak pernah berawal dan juga tidak pernah di lahirkan, dalam ajaran mereka juga ada bahwa Tuhan tidak bisa di lihat dan juga tidak bisa di pikirkan, bahkan para tokoh yang di jadikan benda abstrak tersebut pernah mengajarkan semasa hidupnya kepada pengikutnya untuk tidak memuja sesuatu yang bersifat abstrak.



 

PATUNG PADA CANDI

Patung yang terdapat pada candi sebenarnya berfungsi sebagai sarana pendidikan secara visual, yaitu pendidikan meditasi atau yoga. 

Kalau kita perhatikan bentuk serta posisi terutama sikap pada tangan dan kaki pada patung - patung yang terdapat pada candi selalu menunjukan posisi - posisi mudra atau yoga yang berbeda dengan patung lainnya. Dengan membuat seperti itu maka akan mudah bagi generasi berikutnya untuk mempelajari pola sikap meditasi melalui patung daripada hanya menggunakan gambar. 

Sementara candi yang di buat berundak - undak mengartikan bahwa kesadaran manusia memiliki tingkatan - tingkatan tertentu. Patung yang dikungkung / ditutupi dengan stupa seperti yang terdapat pada candi borobudur mengisyaratkan bahwa manusia harus membatasi diri dari nafsu - nafsu duniawi agar mencapai kesempurnaan dan jiwanya menjadi bersih di hadapan Nya.



MENILAI SECARA KRITIS

Seorang yang beragama tertentu sering beragumen tentang agama lain yang di anggap memuja sesuatu yang bersifat abstrak, padahal dia sendiri ketika bersembah sujud kepada Tuhan nya juga harus menghadap benda abstrak yang berbentuk kotak yang letaknya jauh dari negaranya. 

Dalam sejarah penyembahan benda abstrak, seperti batu, pohon, atau bentuk lain, para pengikutnya harus selalu menghadap benda abstrak tersebut jika mereka berdoa di mana pun mereka berada.

Lalu orang ini beragumen lagi, bahwa benda kotak tempatnya berkiblat itu, ketika ia sedang bersujud hanyalah sebagai perantara kepada Tuhan, dan ia tidak menyembah benda kotak itu. 

Alasan ini juga sama di berikan pada pemuja benda abstrak lainnya, mereka tidak menyembah benda itu, seperti batu, pohon, dsb, mereka juga beralasan hanya menggunakan benda – benda itu hanya sebagai perantara kepada Tuhan nya, ada orang yang ketika berdoa menghadap langit, matahari, bintang, atau benda alam lainnya, karena mereka mengetahui bahwa benda – benda alam tersebut adalah ciptaan Tuhan, sehingga ketika mereka berdoa selalu berkiblat pada hal – hal tersebut agar doa mereka sampai pada Tuhan. Hal ini adalah sama alasannya dengan orang yang berkiblat pada benda kotak tersebut .

Pada zaman dahulu kalau ada batu jatuh dari langit (meteor), maka batu ini akan di anggap benda yang turun dari surga, sehingga bebanyak orang yang akan memujanya dan berusaha untuk memegang bahkan untuk menciumnya agar mendapat berkah. 

Hal ini juga di lakukan oleh orang yang berkiblat pada benda kotak ini ketika ia menjalankan rukun agamanya yang terakhir itu termasuk pada ibadah U, agar ia dapat mencium atau memegang batu hitam berbentuk bulat yang di anggap benda dari surga, yang di taruh di sisi benda kotak tersebut.

Orang ini juga berputar mengelilingi benda kotak ini ketika menjalankan rukun agama nya, hal ini juga sama persis orang yang memutari api, patung, batu, pohon, atau benda abstrak lainnya untuk ritual keagamaannya. Maksudnya adalah untuk mengikuti pergerakan planet – planet dan benda langit lainnya yang selalu berputar.

Sama apabila ada orang yang menyembah pohon tertentu, yang misal pohon itu terletak di Surabaya, dan orang yang berkiblat pada pohon itu berada di Jakarta, maka ketika orang itu berdoa harus menghadap kearah pohon itu, yaitu arah timur, karena Surabaya terletak di arah timur dari Jakarta.

Alasan dan ritual orang yang berkiblat pada benda kotak dan juga orang yang di anggap memuja benda abstrak itu sebenarnya hampir sama.

Orang mensakralkan benda kotak yang di jadikan kiblat tersebut, begitu pula orang yang mensakralkan benda abstrak lain, alasannya juga sama yaitu untuk menghubungkan diri mereka dengan Tuhan melalui perantaraan benda – benda abstrak tersebut, sehingga ketika mereka beribadah harus menghadap benda abstrak tersebut yang sangat mereka yakini.

Kita tidak perlu mempermasalahkan sesuatu yang bersifat semu tersebut, karena ajaran utama dari berbagai agama adalah untuk membersihkan jiwa dari sifat – sifat yang tidak layak, hampir semua agama, termasuk golongan umat yang ritual ibadahnya di anggap memuja sesuatu yang abstrak, kalau kita memperhatikan kitab sucinya, selalu ada ajaran untuk mengesakan Tuhan, dan juga ajaran bahwa  tidak ada satu mahluk pun yang dapat memikirkan tentang Tuhan.

Arjuna pernah bertanya pada Krishna mengenai masalah ini :

“Ada orang yang melakukan persembahan kepada sesuatu yang abstrak, dan juga ada yang melakukan persembahan kepada Dia (Tuhan yang tidak dapat di jangkau oleh pikiran), mana yang lebih baik ?” tanya arjuna kepada Krishna.

Krishna menjawab : “Orang yang yakin dan melakukan persembahan ke Dia, itulah yang unggul, namun orang yang melakukan persembahan pada yang abstrak serta melakukan amal perbuatan yang baik, pada akhirnya ia pun akan mencapai kesempurnaan”.

“Seorang yang melakukan amal kebajikan untuk mengharapkan kenikmatan – kenikmatan surga, maka ia akan dapat sampai ke surga, namun apabila pahalanya telah habis, maka ia akan lahir kembali ke dunia ini”.

“Sedangkan ia yang hanya mengalihkan kesadarannya pada Tuhan, akan kembali pada Nya, dan tidak akan kembali ke dunia fana ini”.  (bhagavad gita)



IA YANG TIDAK TERJELASKAN

Dalam Islam ada istilah tauhid yang maksudnya ajaran untuk mengesakan Tuhan, ajaran yang menjelaskan bahwa seluruh alam semesta ini di ciptakan oleh Nya, dan Ia menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini melalui ketetapan - ketetapannya seperti hukum alam yang sudah ada. 

Dalam ajaran ini diwajibkan pula agar kita mengabdikan diri hanya kepada Nya dan menyembahnya dengan sepenuh jiwa dan raga kita. Dalam kitab suci agama - agama yang lain juga ditemukan ajaran yang sama, namun dengan istilah dan nama yang berbeda.

Tuhan tidak dapat dipikirkan, selama kita masih dapat memikirkannya atau membayangkannya berarti itu bukan Tuhan, tetapi hanya pikiran kita sendiri. 

Dalam beberapa kitab suci juga menjelaskan tentang hal ini, yakni mahluknya tidak akan sanggup untuk memikirkan keberadaannya, dan juga tidak ada satu mahlukpun yang dapat memikirkannya.

Ungkapan  dan segala macam istilah yang diberikan kepadaNya hanyalah hanyalah untuk berusaha mengungkapkan keberadaannya yang tidak pernah dapat bisa di ungkapkan. 

Ia dapat diberi nama apa saja dan ungkapan apa saja oleh mahluknya, namun ia yang memberi nama dan berbagai istilah kepada Nya untuk menjelaskan keekstensiannya tetap tidak pernah dapat mengungkapkannya. 

Seluruh nama dan istilah untuk mengungkapkanNya hanya berasal dari pikiran mahluknya. Istilah dan nama serta berbagai ungkapan yang terdapat dalam kitab - kitab suci hanyalah untuk menjelaskan keberadaanNya yang tidak pernah terjelaskan.

Para orang suci, bahkan para malaikat dan para dewa pun tidak ada yang mengetahui Nya (bhagavad gita).

Ia tidak beranak dan tidak pula di peranakan (al quran)

Dialah yang esa, yang tidak dilahirkan dan Ia tidak pernah berawal (bhagavad gita)
Seluruh alam semesta ini berada di dalam Nya (bhagavad gita)

Allah Maha Akbar (alquran) -Akbar dapat di artikan besar, namun maksud akbar di sini adalah yang melingkupi / mencakup segalanya -.



Artikel lainnya juga saya tulis pada :

http://vm2insert.wordpress.com/2012/05/31/bhineka-tunggal-ika-2/

http://vm2xy4.wordpress.com

http://www.kompasiana.com/vm2insert


RAMALAN DAN INDERA KEENAM :
 
http://vm2insert6.wordpress.com


UMUM :

http://vazamurfi-ensklopedia.blogspot.com

http://islamkaffah-zhaimar.blogspot.com

dan lain – lain.

Sabtu, 14 Mei 2011

KEHIDUPAN

KEHIDUPAN

Keinginan menyebabkan keterikatan.
Kereikatan dapat menimbulkan kamma.

Ketika manusia berkeinginan, kadang keinginannya tidak sesuai dengan kehendak alam.  Untuk mewujudkan keinginan kadang manusia menggunakan cara yang dapat menciptakan kamma.

Dalam bhagavad gita Krisna menjelaskan
bahwa keinginan menyebabkan manusia
terjebak dalam kelahiran dan kematian yang terus berulang tanpa berhenti. Keinginan juga merupakan penyebab utama dari penderitaan manusia di seluruh
muka bumi ini.

                karya lain cliik di bawah ini ::::

           vm2insert.wordpress.com           

            vm2insert2.wordpress.com           
  
          vm2insert3.wordpress.com           
    
         http://vm2insert4.wordpress.com                        
                    

           vm2insert5.wordpress.com          
              

           vm2xy2insert.wordpress.com         
                  

           vm2xy3.wordpress.com          
     
 Karya lainnya cliik pada MENGENAI SAYA VAZAMURFI pada situs ini.     


         http://valentine-zhaimar.blogspot.com               

          http://vm2xy4.wordpress.com                      

           http://vm2insert6.wordpress.com         
 
          http://vm2insert.blog.com          



































KEHIDUPAN

Keinginan menciptakan keterikatan, keterikatan dapat menyebabkan kamma.

Ketika manusia berusaha memenuhi keinginannya, kadang bertentangan dengan
kehendak alam,  ketika berkeinginan pun
kadang keinginannya bertentangan atau tidak sesuai dengan kehendak alam.


                           EGO